Jangan Campur Dua Merek Vaksin pada Proses Vaksinasi Covid-19, Kenapa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Vaksin Covid-19 yang ada di Indonesia tak hanya berasal dari satu produsen. Sejauh ini sudah ada Sinovac, AstraZeneca, dam Sinopharm di program vaksinasi gotong royong.
Baca juga: Tanggapi Rumor Video Syur sang Istri, Sule: Orang Mau Pansos Kali
Meski banyak variasi vaksin Covid-19, sejatinya masyarakat tidak bisa memilih mana vaksin yang mau dia terima. Semua kembali ke ketersediaan yang ada di wilayah tempat sentra vaksinasi dilakukan.
Lagipula, Dokter Spesialis Penyakit Dalam sekaligus Vaksinolog, dr Dirga Sakti Rambe mengatakan bahwa semua vaksin yang dimiliki Indonesia itu terjaga keamanan dan efektivitasnya.
"Artinya, semua vaksin yang datang ke Indonesia itu sudah disetujui BPOM dan dengan begitu dipastikan aman dan efektif," katanya saat Instagram Live Okezone Stories, belum lama ini.
Dokter Dirga melanjutkan, untuk itu masyarakat tak harus ragu untuk menerima merek vaksin apapun, karena semuanya baik. Dan jangan juga kemudian mencampur dua merek vaksin pada proses vaksinasi Covid-19 yang dilakukan dalam dua dosis penggunaan.
"Mencampur vaksin itu butuh penelitian untuk menentukan apakah baik atau buruk. Sejauh ini, produsen vaksin yang sudah melakukan percobaan vaksin campuran adalah AstraZeneca dengan Pfizer, selain dari itu, ya, tidak ada data ilmiahnya. Oleh karena itu, masyarakat jangan melakukannya," kata dr Dirga.
"Indonesia sampai saat ini pun tegas menyatakan bahwa setiap orang yang menerima vaksin harus dari produsen vaksin yang sama pada dosis pertama maupun kedua," sambungnya.
Hal ini pun berlaku untuk mereka yang para penyintas Covid-19, baik yang sama sekali belum divaksin maupun yang sudah.
"Jadi, misalnya setelah disuntik vaksin A Anda terkonfirmasi Covid-19, maka nunggu sembuh lalu pastikan 3 bulan setelah terinfeksi, baru lanjut vaksin dosis kedua dengan merek vaksin yang sama," tambahnya.
Baca juga: Daftar Hotel Isoman Pasien OTG Covid-19 Berbayar Mandiri di Jakarta
Ini pun sekaligus menjawab soal apakah setelah divaksin lalu terpapar Covid-19 maka harus mulai dari nol lagi. Yang mana jawabannya adalah tidak.
Lihat Juga: 1,2 Juta Vaksin InaVac Telah Didistribusikan ke Daerah, BPOM Ingatkan Standar dan Keamanan Mutu
Baca juga: Tanggapi Rumor Video Syur sang Istri, Sule: Orang Mau Pansos Kali
Meski banyak variasi vaksin Covid-19, sejatinya masyarakat tidak bisa memilih mana vaksin yang mau dia terima. Semua kembali ke ketersediaan yang ada di wilayah tempat sentra vaksinasi dilakukan.
Lagipula, Dokter Spesialis Penyakit Dalam sekaligus Vaksinolog, dr Dirga Sakti Rambe mengatakan bahwa semua vaksin yang dimiliki Indonesia itu terjaga keamanan dan efektivitasnya.
"Artinya, semua vaksin yang datang ke Indonesia itu sudah disetujui BPOM dan dengan begitu dipastikan aman dan efektif," katanya saat Instagram Live Okezone Stories, belum lama ini.
Dokter Dirga melanjutkan, untuk itu masyarakat tak harus ragu untuk menerima merek vaksin apapun, karena semuanya baik. Dan jangan juga kemudian mencampur dua merek vaksin pada proses vaksinasi Covid-19 yang dilakukan dalam dua dosis penggunaan.
"Mencampur vaksin itu butuh penelitian untuk menentukan apakah baik atau buruk. Sejauh ini, produsen vaksin yang sudah melakukan percobaan vaksin campuran adalah AstraZeneca dengan Pfizer, selain dari itu, ya, tidak ada data ilmiahnya. Oleh karena itu, masyarakat jangan melakukannya," kata dr Dirga.
"Indonesia sampai saat ini pun tegas menyatakan bahwa setiap orang yang menerima vaksin harus dari produsen vaksin yang sama pada dosis pertama maupun kedua," sambungnya.
Hal ini pun berlaku untuk mereka yang para penyintas Covid-19, baik yang sama sekali belum divaksin maupun yang sudah.
"Jadi, misalnya setelah disuntik vaksin A Anda terkonfirmasi Covid-19, maka nunggu sembuh lalu pastikan 3 bulan setelah terinfeksi, baru lanjut vaksin dosis kedua dengan merek vaksin yang sama," tambahnya.
Baca juga: Daftar Hotel Isoman Pasien OTG Covid-19 Berbayar Mandiri di Jakarta
Ini pun sekaligus menjawab soal apakah setelah divaksin lalu terpapar Covid-19 maka harus mulai dari nol lagi. Yang mana jawabannya adalah tidak.
Lihat Juga: 1,2 Juta Vaksin InaVac Telah Didistribusikan ke Daerah, BPOM Ingatkan Standar dan Keamanan Mutu
(nug)